Sembilan kisah yang
menjadi bagian dari buku Petualangan Unjung dan Mbui Kuvong, memberikan suatu
ringkasan tentang kekayaan sastra lisan suku Punan Tuvu’ dari
Kalimantan Utara. Seringkali penuh dengan kiasan, kisah-kisah yang disebut Mbui
ini tergolong dongeng, legenda, dan mitos, yang dimiliki suku Punan
Tuvu’ dan diwariskan dari generasi ke generasi sejak dahulu kala. Mbui
membicarakan tokoh-tokoh atau tempat-tempat yang merupakan bagian dari
kebudayaan Punan. Dengan adanya keprihatinan bahwa bahasa Punan Tuvu’,
sebagaimana terjadi di tempat lain di Indonesia dan di dunia, akan punah berikut
semua pengetahuan, nilai, kearifan lokal yang dikandungnya, maka buku ini
merupakan usaha untuk mengumpulkan, merekam, dan menulis kembali cerita-cerita
tersebut sebagai usaha dokumentasi bahasa dan budaya.
Dongeng dan mitos Punan menceritakan
kepada kita tentang sebuah masa ketika manusia, tumbuhan, dan hewan hidup erat
berdekatan satu dengan yang lain, suatu masa yang tidak terlalu lampau ketika
suku Punan yang masih mengembara mendiami hutan lebat di bagian hulu sungai di
Kalimantan sebelum kemudian tinggal di tepi sungai besar.
Buku ini ditujukan terutama kepada
generasi muda Punan, yang secara tradisional merupakan tujuan kisah-kisah
tersebut, dan juga kepada mereka yang lebih tua yang mungkin mencoba mencari
tahu kembali dengan membaca kisah itu dan dengan membandingkannya dengan versi
terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
Sembilan kisah yang
menjadi bagian dari buku Petualangan Unjung dan Mbui Kuvong, memberikan suatu
ringkasan tentang kekayaan sastra lisan suku Punan Tuvu’ dari
Kalimantan Utara. Seringkali penuh dengan kiasan, kisah-kisah yang disebut Mbui
ini tergolong dongeng, legenda, dan mitos, yang dimiliki suku Punan
Tuvu’ dan diwariskan dari generasi ke generasi sejak dahulu kala. Mbui
membicarakan tokoh-tokoh atau tempat-tempat yang merupakan bagian dari
kebudayaan Punan. Dengan adanya keprihatinan bahwa bahasa Punan Tuvu’,
sebagaimana terjadi di tempat lain di Indonesia dan di dunia, akan punah berikut
semua pengetahuan, nilai, kearifan lokal yang dikandungnya, maka buku ini
merupakan usaha untuk mengumpulkan, merekam, dan menulis kembali cerita-cerita
tersebut sebagai usaha dokumentasi bahasa dan budaya.
Dongeng dan mitos Punan menceritakan
kepada kita tentang sebuah masa ketika manusia, tumbuhan, dan hewan hidup erat
berdekatan satu dengan yang lain, suatu masa yang tidak terlalu lampau ketika
suku Punan yang masih mengembara mendiami hutan lebat di bagian hulu sungai di
Kalimantan sebelum kemudian tinggal di tepi sungai besar.
Buku ini ditujukan terutama kepada
generasi muda Punan, yang secara tradisional merupakan tujuan kisah-kisah
tersebut, dan juga kepada mereka yang lebih tua yang mungkin mencoba mencari
tahu kembali dengan membaca kisah itu dan dengan membandingkannya dengan versi
terjemahannya dalam bahasa Indonesia.